Seorang anggota Polres Binjai, Bripka MS, kembali terciduk terlibat dalam penyalahgunaan narkoba jenis sabu-sabu. Hal ini terjadi meskipun Bripka MS sebelumnya telah menjalani sidang disiplin sebanyak 3 kali atas kasus serupa, namun tampaknya belum mampu membuatnya jera.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan Bripka MS sedang asik menyedot sabu di sebuah gubuk. Terlihat dengan jelas ia memegang bong sabu dan menyalakan api korek gas di bawahnya, seolah-olah sudah terampil dalam melakukan aktivitas tersebut.
Kasubbag Humas Polres Binjai, Iptu Riswansyah, membenarkan bahwa Bripka MS yang bertugas di Binjai telah diamankan dan saat ini berada di Patsus (Tempat Khusus) untuk menjalani proses pemeriksaan oleh Tim Propam Polres Binjai.
“Yang bersangkutan sudah diamankan, sekarang berada di Patsus (Tempat Khusus),” ujar Riswansyah saat dikonfirmasi oleh SuaraSumut.id, Senin (12/2/2024).
Riswansyah menjelaskan bahwa Bripka MS ditahan di Patsus untuk menjalani proses pemeriksaan oleh Propam Polres Binjai. Pihaknya saat ini sedang melakukan penyelidikan terkait kasus ini.
Dari hasil pemeriksaan, Riswansyah mengungkapkan bahwa Bripka MS telah 3 kali menjalani sidang disiplin atas kasus yang sama. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bahwa Bripka MS akan dijatuhi hukuman Pemberhentian Dengan Tidak Hormat (PDTH).
“Kalau sanksinya apa, kita tunggu hasil sidang nanti,” tegas Riswansyah.
Fenomena oknum polisi yang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba memang menjadi permasalahan yang cukup serius. Hal ini tidak hanya mencoreng citra institusi kepolisian, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di masyarakat terhadap keamanan dan penegakan hukum.
Kasus Bripka MS yang berulang-ulang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba tentu saja sangat disayangkan. Seharusnya, sebagai seorang aparat penegak hukum, ia seharusnya menjadi contoh dan panutan bagi masyarakat, bukan justru terlibat dalam tindakan ilegal dan mencoreng nama baik institusi kepolisian.
Pihak Polres Binjai pun menyatakan akan menindak tegas Bripka MS sesuai dengan aturan yang berlaku. Namun, yang paling penting adalah bagaimana mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan, dengan memperketat seleksi, pelatihan, dan pengawasan terhadap para anggota kepolisian.
