Media sosial dihebohkan oleh pernyataan Tompi mengenai masalah senioritas di dunia kedokteran, terutama setelah insiden tragis yang melibatkan seorang dokter muda. Dalam unggahannya, Tompi berusaha mengajak masyarakat untuk menyadari bahwa miskomunikasi dan tekanan dari senior itu nyata dan dapat mengakibatkan konsekuensi yang menyedihkan.
“Dokter junior sering kali merasa tidak berdaya, terjebak dalam suasana yang mengharuskan mereka untuk selalu ‘patuh’ tanpa kesempatan untuk menyuarakan pendapat,” paparnya. Dalam pandangannya, hal ini sangat berbahaya, bukan hanya untuk kesehatan mental dokter muda tetapi juga untuk kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Tompi juga mengungkapkan bahwa perundungan yang dialami dokter junior sering kali dikaitkan dengan stigma dan tradisi di dalam dunia kesehatan. “Saya ingin kita semua berpikir, kenapa seorang dokter muda harus merasa terancam hanya karena dia berani mengatakan sesuatu? Ini harus diubah,” tegasnya.
Dengan adanya kejadian ini, Tompi berharap mampu membuka mata banyak pihak untuk melihat lebih jelas masalah yang sudah lama terpendam. “Saya tidak ingin kita hanya berbicara tentang perubahan saat hal-hal buruk terjadi. Mari kita perbaiki dari sekarang agar tidak ada lagi dokter yang merasa sendirian dalam perjuangannya,” ujarnya.
Dia menekankan pentingnya kolaborasi antara tenaga kesehatan di semua level untuk membangun sistem yang lebih baik. “Kita semua adalah bagian dari ekosistem ini dan seharusnya merasa saling mendukung. Dengan cara inilah kita bisa mendapatkan dunia medis yang sehat dan produktif,” tuturnya.