Kegiatan Natal di Rumah Ibu
Natal 2024 menjadi momen spesial bagi Citra Scholastika, yang merayakannya di kediaman ibunya di Cirendeu, Tangerang Selatan. “Sebisa mungkin di malam Natal dan di hari Natal, aku bisa ada di rumah,” ungkapnya. Kegiatan ini menjadi tradisi yang sangat berarti bagi Citra dan keluarganya, di mana mereka berkumpul dan berbagi kebahagiaan.
Setiap tahun, Citra berusaha untuk mengunjungi anggota keluarganya yang lain. “Biasanya di keluarga aku tuh kalau hari raya suka pindah-pindah,” jelasnya. Perayaan Natal bukan hanya sekadar momen untuk merayakan, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat tali silaturahmi di antara anggota keluarga.
Suasana perayaan Natal di keluarga Citra selalu penuh kasih dan kehangatan. “Buat yang pernah kenal aku cukup lama, mereka pasti tahu bahwa keluarga aku ini berwarna-warni keyakinannya,” kata Citra. Keberagaman keyakinan dalam keluarganya tidak menjadi penghalang, melainkan menjadi kekuatan yang menyatukan mereka.
Merayakan Perbedaan dengan Kasih Sayang
Citra juga aktif berpartisipasi dalam perayaan hari raya agama lain. Menurutnya, penting untuk menjaga hubungan baik dengan semua anggota keluarga, terlepas dari perbedaan keyakinan. “Jadi, hampir semua hari raya kami rayakan,” tambahnya. Ini menunjukkan bahwa keluarganya tidak hanya fokus pada Natal, tetapi juga menghargai setiap perayaan yang ada.
Momen seperti Natal selalu dinantikan oleh Citra. Ia merindukan kesempatan untuk berkumpul dan merayakan bersama. “Momen-momen seperti ini yang paling dirindukan sih. Jadi pasti disempet-sempetin untuk hadir,” ungkapnya. Keberadaan anggota keluarga yang datang dari jauh menambah kehangatan suasana Natal.
Natal tahun ini, Citra mengambil libur satu hari. Setelah itu, ia akan kembali bekerja hingga malam Tahun Baru. Meskipun jadwalnya padat, Citra tetap berusaha untuk menyempatkan waktu untuk keluarganya. Baginya, Natal adalah saat yang tepat untuk bersyukur dan merayakan kebersamaan.
Harapan untuk Masa Depan
Citra berharap tradisi toleransi dalam keluarganya dapat ditularkan kepada generasi mendatang. Ia ingin anak-anak dapat menghargai perbedaan dan merayakan bersama, tanpa memandang keyakinan. “Ini adalah nilai yang sangat penting untuk diajarkan,” tegasnya.
Dengan semangat toleransi, Citra menunjukkan bahwa meskipun berbeda keyakinan, cinta tetap dapat menyatukan keluarga. Ia berharap masyarakat dapat belajar dari contoh ini untuk merayakan kebahagiaan bersama. Natal bagi Citra lebih dari sekadar tradisi; ini adalah momen untuk merayakan cinta dan persatuan.
Kesimpulan: Natal sebagai Simbol Kebersamaan
Citra Scholastika adalah contoh nyata bagaimana sebuah keluarga dapat merayakan Natal dalam semangat toleransi. Dengan latar belakang yang beragam, keluarganya menunjukkan bahwa cinta dan kasih sayang mampu melampaui perbedaan keyakinan. Momen Natal di rumah ibunya menjadi simbol dari kebersamaan yang hangat dan penuh makna.
Melalui cerita ini, kita diingatkan bahwa Natal adalah waktu untuk bersyukur, merayakan, dan menghormati satu sama lain, tanpa memandang perbedaan. Citra berharap agar semua orang dapat merayakan perbedaan dengan cara yang positif. “Mari kita rayakan Natal dengan cinta dan kebersamaan,” tutupnya.