banner 728x250

Worldcoin dan World ID: Menukar Iris Mata dengan Masa Depan Digital, atau Ancaman Global?

World Coin Dan World ID
banner 120x600
banner 468x60

Pendahuluan: Dunia yang Dihantui oleh Bot dan Penipuan Digital

Di tengah ledakan Artificial Intelligence (AI) yang menciptakan bot canggih, deepfake yang nyaris sempurna, dan banjir akun palsu di berbagai platform digital, muncul satu ide besar: bagaimana jika ada cara pasti untuk membuktikan bahwa Anda adalah manusia asli?

banner 325x300

Jawaban dari pertanyaan itu disebut Worldcoin. Lebih dari sekadar proyek kripto, Worldcoin hadir membawa gagasan ekstrem: identitas digital berbasis iris mata manusia. Ya, Anda membacanya dengan benar. Teknologi ini menuntut kita menukar sesuatu yang sangat pribadi—pola biometrik mata kita—dengan janji masa depan digital yang aman dan imbalan dalam bentuk koin kripto.

Namun sebagaimana hal besar lainnya di dunia teknologi, niat baik tidak menjamin praktik yang etis. Dan di sinilah letak kontroversi yang membelit Worldcoin, terutama di Indonesia yang kini resmi membekukan izinnya.


Apa Itu Worldcoin dan World ID?

Worldcoin diluncurkan pada tahun 2023 oleh Sam Altman, sosok yang juga merupakan CEO OpenAI (pengembang ChatGPT). Perusahaan yang berada di balik proyek ini adalah Tools for Humanity, berbasis di San Francisco dan Berlin.

Visi besar Worldcoin adalah menciptakan sistem identitas digital global melalui produk bernama World ID. Sistem ini menggunakan perangkat pemindai iris mata yang disebut Orb—sebuah bola metalik futuristik—untuk merekam biometrik mata pengguna dan memverifikasinya sebagai manusia (bukan AI atau bot). Setelah verifikasi berhasil, pengguna diberi hadiah berupa koin Worldcoin (WLD).

Menurut data per 5 Mei 2025:

  • Nilai kapitalisasi pasar WLD: ± Rp 19 triliun.
  • Total koin beredar: 1,3 miliar dari 10 miliar.
  • Jumlah pengguna World App: 26 juta.
  • Jumlah pemilik World ID terverifikasi: 12,4 juta orang.
  • Orb yang tersebar: 1.500 unit di 23 negara.

World App sendiri adalah dompet digital tempat menyimpan koin WLD dan juga identitas World ID. Salah satu keunggulan utama dari World ID adalah teknologi kriptografi zero-knowledge proof—yakni sistem yang memungkinkan verifikasi tanpa mengungkapkan data asli. Jadi secara teori, data iris diubah jadi representasi digital (hash) dan dihapus, bukan disimpan.


Mengapa Menjadi Kontroversial?

Visi Worldcoin memang ambisius. Tapi sejak awal, proyek ini sudah mengundang tanda tanya besar. Beberapa isu yang jadi sorotan adalah:

1. Privasi Data dan Potensi Penyalahgunaan

Worldcoin mengklaim bahwa data biometrik tidak disimpan dan langsung diubah menjadi hash terenkripsi. Namun mengingat sejarah penyalahgunaan data oleh berbagai entitas teknologi besar, publik tak mudah percaya. Apalagi ini menyangkut data paling sensitif, yaitu iris mata, yang tidak bisa diubah jika bocor, berbeda dengan password atau nomor HP.

2. Imbalan sebagai Bentuk Penyuapan?

Di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, pengguna awal diberi imbalan 25 token WLD (senilai sekitar Rp 900.000 saat itu). Banyak yang menilai metode ini mirip “penyuapan” agar masyarakat bersedia menyerahkan data biometriknya. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai “data harvesting dengan kedok insentif”.

3. Kasus Pelanggaran Etika di Lapangan

MIT Technology Review pernah merilis laporan investigasi pada 2022 yang menuduh Worldcoin melakukan praktik manipulatif:

  • Memberikan hadiah seperti AirPods tanpa menjelaskan kegunaan data biometrik.
  • Merekrut pengguna di desa-desa tanpa pemahaman jelas.
  • Mengambil data anak-anak di Portugal tanpa izin sah.

4. Insiden Keamanan

Pada 2023, Worldcoin sempat mengalami peretasan kredensial login operator yang bertugas mendaftarkan pengguna. Ini membuka potensi bocornya data internal perusahaan dan menggerus klaim keamanan yang selama ini diagungkan.

5. Tuduhan Kolonialisme Digital

Kritik keras datang dari tokoh-tokoh seperti Santiago Siri, anggota dewan Proof of Humanity, yang menyebut proyek ini sebagai bentuk kolonialisme modern dalam bentuk digital. Sebab, Worldcoin lebih banyak beroperasi di negara-negara berkembang dengan sistem regulasi lemah, ketimbang di AS atau Eropa.


Kenapa Indonesia Membekukannya?

Pada 5 Mei 2025, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi membekukan izin Worldcoin dan World ID. Alasannya? Banyak:

  • Ada laporan masyarakat soal aktivitas mencurigakan terkait pemindaian iris.
  • Worldcoin beroperasi dengan identitas badan hukum yang berbeda, yaitu PT Sandina Abadi Nusantara, bukan PT yang sebenarnya menjalankan operasional.
  • Beberapa entitas belum memiliki Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) sesuai regulasi Indonesia.
  • Pelanggaran terhadap PP 71 Tahun 2019 dan Permenkominfo No. 10 Tahun 2021.

Komdigi menyatakan bahwa ini adalah langkah preventif untuk melindungi warga dari risiko pelanggaran privasi dan potensi eksploitasi data.


Analisis Pribadi: Sebuah Teknologi yang Lahir Prematur

Sebagai jurnalis teknologi, saya melihat Worldcoin bukan sepenuhnya proyek jahat. Visi mereka—identitas digital yang aman dari bot dan AI—adalah kebutuhan riil di masa depan. Tapi implementasinya? Terlalu tergesa-gesa, minim edukasi, dan terlalu bergantung pada masyarakat negara berkembang sebagai ladang uji coba.

Ada semacam paradoks di sini: teknologi canggih untuk verifikasi manusia, tapi dipasarkan dengan pendekatan yang “tidak manusiawi”—manipulatif, tidak transparan, dan borderline predatorik.

Kalau memang benar World ID hanya menyimpan hash dan tidak menyimpan iris, kenapa masyarakat tidak diberi akses independen untuk audit terbuka? Kalau Worldcoin menjanjikan inklusivitas global, mengapa banyak operasional awal dilakukan di negara yang tidak siap secara regulasi?


Kesimpulan: Worldcoin Harus Diregulasi, Bukan Diharamkan

Teknologi identitas digital berbasis biometrik bisa menjadi masa depan, tetapi ia harus melewati jalur yang benar:

  • Audit independen terbuka secara berkala.
  • Kepatuhan hukum di setiap negara operasi.
  • Transparansi kepada pengguna: data apa yang dikumpulkan, bagaimana diproses, dan bagaimana dilindungi.

Worldcoin bukan satu-satunya pemain dalam game identitas digital, tapi ia adalah contoh besar pertama yang menunjukkan bahwa masa depan kita bisa dipertaruhkan hanya untuk beberapa token kripto dan teknologi Orb yang berkilau.

Sebagai masyarakat, kita wajib bertanya: “Apakah kenyamanan digital pantas dibayar dengan iris mata kita?”

banner 325x300
MAHJONG WAYS HIJRAH MAHJONG WAYS KISAH MAHJONG WAYS PETUALANGAN MAHJONG WAYS BERHASIL MAHJONG WINS MEMAHAMI MAHJONG WINS VIRALNYA MAHJONG WAYS KEBERUNTUNGAN MAHJONG WAYS PENYEJUK MAHJONG WAYS PENGALAMAN MAHJONG WAYS KEMENANGAN MAHJONG WAYS STRATEGI MAHJONG WAYS KEMENANGAN MAHJONG WAYS MENGUNGKAP MAHJONG WINS SENSASIONAL KEMENANGAN KONTER JUTA MAHJONG WAYS MENAKLUKKAN MAHJONG WAYS TERGILA MAHJONG WAYS PENGISI MAHJONG WAYS KECANDUAN MAHJONG WAYS FENOMENA RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG RTP MAHJONG