Banyuwangi, 20 Agustus 2024 — Gunung Merapi Ungup-Ungup kini berada di bawah ancaman kebakaran yang telah berlangsung sejak malam tanggal 19 Agustus. Kebakaran ini bukan hanya menimbulkan kerugian ekologis tetapi juga menampilkan tantangan besar bagi para penanggulangan bencana.
Menurut Danang Hartanto, Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi, lokasi kebakaran sangat sulit dijangkau. “Kami mendapat laporan mengenai kebakaran ini cukup terlambat, dan saat ini kami terpaksa memantau dari jarak jauh. Mendaki gunung untuk memadamkan api sangat berisiko,” jelasnya.
Kebakaran terjadi jauh dari perumahan, sehingga masyarakat di sekitarnya tidak dalam bahaya langsung. Namun, dampak ekologis dari kebakaran ini bisa cukup signifikan, terutama bagi flora dan fauna yang bergantung pada habitat tersebut. Danang menekankan pentingnya memantau dan mencegah agar kebakaran tidak meluas.
Usaha untuk memadamkan api sedang dilakukan secara terpadu. Tim BPBD berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk masyarakat lokal yang menyuplai informasi penting tentang titik api. “Jika keadaan memburuk, kami akan mempertimbangkan penggunaan helikopter sebagai langkah darurat,” tambahnya.
Situasi ini menjadi momen refleksi bagi banyak pihak tentang pentingnya kesadaran lingkungan. Penggunaan lahan yang bijaksana dan pengawasan terhadap aktivitas yang berisiko tinggi perlu diperkuat. Program-program edukasi tentang kebakaran hutan harus dilakukan secara berkelanjutan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Dukungan masyarakat menjadi sangat vital dalam menghadapi kebakaran lahan ini. Penyuluhan dan kerjasama antarwarga diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk proaktif dalam melaporkan potensi kebakaran kepada pihak berwenang.
Keberhasilan penanganan kebakaran ini diharapkan dapat menjadi ilustrasi bagi tantangan lainnya di masa depan, menekankan perlunya kolaborasi yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat.