Latar Belakang
Dalam sebuah insiden tragis yang terjadi pada 24 Januari 2025, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) berinisial B tewas ditembak oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor. Berita ini menciptakan geger di kalangan keluarga dan masyarakat, terutama di daerah asal korban, Riau. Keluarga B sangat terpukul oleh kepergian mendadak ini, yang terjadi ketika B berusaha mencari nafkah di negara yang jauh dari rumah.
Hendi, ayah B, menceritakan betapa putranya pergi ke Malaysia dengan harapan dapat memberikan kehidupan yang lebih baik untuk keluarganya. “Dia hanya ingin bekerja dan membantu kami. Kami tidak pernah membayangkan bahwa dia akan kembali dengan cara seperti ini,” ungkap Hendi, suaranya bergetar penuh emosi.
Peristiwa Penembakan
Insiden penembakan terjadi sekitar pukul 03.00 waktu setempat saat APMM melakukan patroli di perairan tersebut. Lima pekerja migran Indonesia berada di kapal yang diserang. Saksi mata melaporkan bahwa penembakan tersebut terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga. “Kami tidak tahu apa yang terjadi. Tiba-tiba ada suara tembakan, dan semua orang panik,” kata salah satu PMI yang selamat dari insiden tersebut.
Kementerian Luar Negeri Indonesia, melalui Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, mengonfirmasi bahwa B adalah salah satu dari lima PMI yang terkena tembakan. “Kami mendapatkan informasi bahwa satu orang WNI asal Riau telah tewas. Ini adalah kejadian yang sangat disayangkan,” ungkap Judha dalam konferensi pers.
Tindakan KBRI
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur segera mengambil langkah cepat untuk menangani situasi ini. Mereka berkoordinasi dengan pihak berwenang Malaysia untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai insiden tersebut. Judha menambahkan bahwa KBRI berkomitmen untuk melakukan semua prosedur yang diperlukan untuk pemulangan jenazah B ke Indonesia.
“Jenazah korban akan dipulangkan setelah proses otopsi selesai. Kami akan memastikan bahwa semua prosedur pemulasaraan jenazah dilakukan dengan baik,” kata Judha.
KBRI juga telah mendapatkan akses untuk menemui empat pekerja migran yang terluka dan mendapatkan perawatan medis. “Mereka saat ini dalam kondisi stabil, dan kami akan terus memantau perkembangan kesehatan mereka,” ujarnya.
Reaksi Keluarga dan Masyarakat
Keluarga B sangat terpukul dan merasa kehilangan yang mendalam. “Kami ingin keadilan untuk B. Ini bukan hanya tentang dia, tetapi juga tentang semua pekerja migran yang berjuang di luar negeri,” kata Hendi. Ia berharap agar pemerintah Indonesia dapat bertindak tegas untuk melindungi warganya di luar negeri.
Masyarakat di Riau juga bereaksi keras terhadap berita ini. Banyak yang merasa prihatin dan meminta agar pemerintah Indonesia melakukan penyelidikan mendalam terhadap insiden penembakan ini. “Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi tanpa ada tindakan. Negara harus melindungi warganya,” ungkap seorang aktivis hak asasi manusia.
Anggota DPR juga ikut menyoroti kasus ini. Mereka mendesak pemerintah untuk memastikan bahwa hak-hak pekerja migran, terutama dalam situasi seperti ini, tidak terabaikan. “Kami ingin melihat tindakan nyata dari pemerintah untuk melindungi pekerja migran kita,” kata salah satu anggota DPR.
Proses Investigasi
Pihak berwenang Malaysia mengungkapkan bahwa mereka akan melakukan penyelidikan menyeluruh terkait insiden penembakan ini. “Kami akan menyelidiki semua aspek dari kejadian ini dan memastikan bahwa tindakan yang diambil oleh aparat sesuai dengan prosedur yang ada,” kata seorang juru bicara PDRM (Polis Diraja Malaysia).
Kementerian Luar Negeri RI juga menekankan pentingnya transparansi dalam penyelidikan. “Kami akan terus berkomunikasi dengan pihak Malaysia untuk memastikan bahwa semua fakta terungkap dan keadilan ditegakkan,” ujar Judha. Keluarga B berharap agar penyelidikan ini tidak hanya berjalan formalitas, tetapi benar-benar mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada hari itu.
Dampak bagi Pekerja Migran
Kejadian ini tentunya menimbulkan dampak yang besar bagi pekerja migran Indonesia di Malaysia. Banyak di antara mereka yang merasa tidak aman dan khawatir akan keselamatan diri mereka. “Setiap hari kami bekerja dengan risiko tinggi. Kami berharap pemerintah dapat memberikan perlindungan yang lebih baik,” ungkap salah satu PMI.
Para pekerja migran berharap agar pemerintah Indonesia dapat mengambil langkah-langkah yang lebih nyata untuk melindungi mereka. “Kami ingin jaminan keamanan saat bekerja di negara orang. Situasi seperti ini membuat kami merasa terancam,” tambahnya.
Harapan Keluarga untuk Keadilan
Keluarga B tetap berpegang pada harapan untuk mendapatkan keadilan. Mereka ingin agar pihak berwenang bertanggung jawab atas tindakan yang merenggut nyawa anggota keluarga mereka. “Kami tidak ingin tragedi ini terulang lagi. Semua pekerja migran berhak mendapatkan perlindungan dan rasa aman,” tegas Hendi.
Sementara itu, KBRI dan Kemenlu RI berkomitmen untuk terus mendampingi keluarga B dan memberikan dukungan yang diperlukan. “Kami akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan bahwa hak-hak WNI terlindungi,” ujar Judha.
Penutup
Kematian B adalah tragedi yang sangat menyedihkan dan menjadi pengingat akan risiko yang dihadapi oleh pekerja migran di luar negeri. Dengan penanganan yang tepat dan investigasi yang transparan, diharapkan insiden serupa tidak akan terulang di masa depan. Keluarga dan masyarakat berharap agar pemerintah Indonesia dapat memberikan perlindungan yang lebih baik untuk warganya serta memastikan bahwa keadilan ditegakkan bagi mereka yang menjadi korban.