Jakarta – Presiden terpilih Prabowo Subianto memastikan Indonesia sedang dalam proses mempercepat implementasi penggunaan biodiesel B50 di seluruh wilayah. Langkah ini dinilai dapat menghemat pengeluaran impor minyak hingga Rp 309 triliun per tahun.
Prabowo menyampaikan, saat ini Indonesia masih menggunakan campuran minyak solar dengan minyak kelapa sawit sebesar 35% atau dikenal sebagai B35. Namun, pemerintah berencana untuk mempercepat transisi ke B40 dan minimal B50 dalam waktu dekat.
“Kita sebentar lagi tak perlu impor solar lagi, solar kita akan datang dari yang namanya kelapa sawit, namanya biodiesel. Sekarang kan B35, kita akan percepat jadi B40, B50 minimal. Dengan capai B50, biodiesel 50% dari kelapa sawit, begitu capai itu Insyaallah akhir tahun ini atau awal tahun depan, kita akan hemat US$ 20 miliar,” ungkap Prabowo saat memberikan sambutan dalam Penutupan Kongres PAN 2024.
Prabowo optimistis targetnya untuk mengimplementasikan B50 di seluruh Indonesia bisa tercapai pada akhir tahun ini atau paling lambat awal tahun depan. Hal ini diyakini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
“Satu tahun uang kita tak perlu dikirim ke luar negeri lagi. Rp 300 triliun lebih kekayaan Indonesia akan beredar di Indonesia,” jelas Prabowo.
Tidak hanya mengembangkan biodiesel, Prabowo juga menyinggung kemungkinan Indonesia dapat segera memproduksi bensin dari kelapa sawit. Informasi ini disampaikan oleh para profesor di Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Para profesor ITB juga melaporkan kepada saya bahwa kita juga bisa sebentar lagi hasilkan bensin dari kelapa sawit,” ungkap Prabowo.
Upaya Prabowo untuk mempercepat implementasi B50 dan potensi produksi bensin dari kelapa sawit merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak. Hal ini diharapkan dapat membawa manfaat besar bagi perekonomian Indonesia di masa mendatang.
