banner 728x250

Penipuan Deepfake Menyasar Pejabat Negara

banner 120x600
banner 468x60

Latar Belakang Penipuan

Sejak tahun 2020, penipu yang berinisial AMA (29) telah beroperasi dengan menyebarkan video deepfake yang mencatut nama pejabat negara, termasuk Presiden Prabowo Subianto. Tindakan ini terungkap setelah Bareskrim Polri menangkap pelaku pada 16 Januari 2025 di Lampung.

“Pelaku menggunakan video manipulasi untuk menawarkan bantuan sosial kepada masyarakat, yang ternyata adalah penipuan,” ungkap Brigjen Himawan Bayu Aji, Dirtipidsiber Bareskrim Polri, dalam konferensi pers.

banner 325x300

Video yang disebarkan pelaku terlihat seolah-olah asli dan menggunakan foto serta suara pejabat negara. Hal ini membuat masyarakat lebih mudah terpengaruh dan terjebak dalam penipuan ini.

Modus Penipuan Sosial

Modus yang digunakan pelaku sangat sederhana tetapi efektif. Mereka menciptakan video yang menunjukkan pejabat negara memberikan pernyataan tentang bantuan sosial yang akan diberikan kepada masyarakat. Dalam video tersebut, pelaku juga mencantumkan nomor WhatsApp untuk dihubungi.

“Korban yang tertarik kemudian diarahkan untuk mengisi formulir penerima bantuan dan diminta untuk mentransfer sejumlah uang,” jelas Himawan. Dalam empat bulan terakhir, pelaku berhasil meraup keuntungan sekitar Rp 30 juta dari aktivitas penipuan ini.

Kepolisian mencatat bahwa banyak masyarakat yang terjebak dalam penipuan ini, menunjukkan bahwa modus ini cukup berhasil menarik perhatian orang banyak. Hal ini juga menimbulkan keprihatinan tentang bagaimana informasi dapat disalahgunakan dengan mudah.

Tindakan Bareskrim Polri

Bareskrim Polri mengungkapkan bahwa penangkapan ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga marwah pemerintah dan mencegah penyebaran informasi yang menyesatkan. Himawan menegaskan bahwa banyaknya informasi palsu dapat memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

“Pengungkapan ini penting untuk menjaga kewibawaan pemerintah, terutama menjelang pemilu. Jika dibiarkan, informasi yang tidak akurat dapat memanipulasi opini publik,” tegasnya.

Langkah ini juga menunjukkan bahwa pihak kepolisian tidak akan segan-segan untuk menindak tegas pelaku penipuan yang menggunakan teknologi untuk merugikan orang lain.

Kesadaran Masyarakat

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap informasi yang diterima, terutama yang berasal dari media sosial. Dengan berkembangnya teknologi seperti deepfake, masyarakat harus lebih kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh video atau gambar yang tampak meyakinkan.

“Jika ada tawaran bantuan atau informasi yang mencurigakan, sebaiknya melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan,” ujar Himawan.

Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam melaporkan aktivitas yang mencurigakan kepada pihak berwenang agar penipuan serupa tidak terulang di masa depan.

Penutup

Kasus penipuan yang melibatkan teknologi deepfake ini menjadi peringatan bagi kita semua. Penangkapan pelaku oleh Bareskrim Polri menunjukkan bahwa penegakan hukum tetap berjalan meskipun tantangannya semakin kompleks.

Dengan kerja sama antara masyarakat dan pihak berwenang, diharapkan kasus-kasus penipuan ini bisa diminimalisir. Kesadaran dan kewaspadaan masyarakat adalah kunci untuk melindungi diri dari penipuan yang semakin canggih di era digital ini.

banner 325x300