Perangkat yang berinteraksi layaknya makhluk hidup bukan lagi sekadar konsep futuristik. Dalam beberapa bulan terakhir, dua produk mencuri perhatian pasar Asia. Huawei merilis Smart Hanhan di China, sementara Casio lebih dulu menghadirkan Moflin di Jepang. Keduanya bukan robot rumahan biasa, tetapi dirancang sebagai pendamping emosional yang memahami suara, sentuhan, bahkan perubahan nada bicara. Fenomena ini memunculkan pertanyaan penting: apakah kategori hewan peliharaan berbasis AI siap memasuki fase tren baru atau masih sebatas sensasi awal.
Huawei Smart Hanhan, Pendamping Mini yang Paham Emosi
Huawei memperkenalkan Smart Hanhan sebagai boneka mini berteknologi AI Xiaoyi. Perangkat ini mampu merespons suara, sentuhan, hingga gerakan kecil pengguna. Ketukan di kepala langsung memicu perubahan ekspresi, sementara goyangan ringan memunculkan getaran kecil yang menyerupai rasa senang. Bentuknya kompak, hanya 80 x 68 x 82 milimeter dengan bobot 140 gram, sehingga mudah dibawa seperti aksesoris pribadi.
Daya tahannya mencapai enam hingga delapan jam untuk penggunaan intens dan lebih dari dua hari untuk penggunaan biasa. Smart Hanhan juga terhubung ke smartphone HarmonyOS 5.0 ke atas dan dapat mencatat interaksi pengguna dalam format buku harian emosi. Produk ini dijual dengan harga sekitar 399 yuan dan tiga varian warnanya langsung habis terjual di toko resmi Huawei.
Minat yang tinggi pada hari pertama penjualan menjadi indikasi bahwa konsumen mulai tertarik pada konsep pendamping AI yang bersifat personal.
Casio Moflin, Robot Fuzzy yang Bisa Berkembang Layaknya Makhluk Hidup
Di Jepang, Moflin dari Casio lebih dulu menjadi pusat perhatian. Produk ini tampil seperti makhluk mungil berbulu dengan suara yang lembut. Tidak memiliki kaki atau tangan, tetapi mampu mengekspresikan perasaan lewat gerakan kecil, mirip makhluk hidup yang sedang beradaptasi.
Casio mengklaim bahwa Moflin dapat mengembangkan lebih dari 40.000 pola kepribadian. Perangkat ini belajar dari pengalaman harian, termasuk bagaimana pengguna memperlakukannya. Selama sekitar 50 hari, Moflin “bertumbuh” hingga menunjukkan respons yang lebih cocok dengan gaya interaksi pemiliknya. Kehadiran aplikasi MofLife memperluas pengawasan terhadap kondisi emosinya, termasuk pola tidur dan perkembangan karakternya.
Moflin dibanderol sekitar 59.400 yen atau 400 dolar AS. Seperti Smart Hanhan, perangkat ini juga langsung ludes di Jepang. Casio bahkan menyediakan layanan berbayar seperti pemeriksaan kesehatan perangkat, perawatan bulu, hingga fitur pemulihan jika perangkat hilang selama data cadangannya tersedia.
Apakah Ini Pertanda Lahirnya Tren Pendamping AI?
Jika melihat dua peluncuran tersebut, terdapat beberapa sinyal yang menunjukkan kemungkinan lahirnya tren baru. Pertama, konsumen ternyata memberi respons positif terhadap konsep perangkat yang memiliki ekspresi emosional. Hal ini terlihat dari penjualan awal yang kuat dan antusiasme pasar di dua negara berbeda.
Kedua, perusahaan besar menunjukkan keseriusan pada pengembangan emotional AI. Baik Huawei maupun Casio menekankan kemampuan perangkatnya untuk merespons emosi. Ini menempatkan perangkat bukan hanya sebagai gadget, tetapi sebagai teman interaktif.
Ketiga, kehadiran fitur ekosistem seperti buku harian emosi, layanan pemeliharaan, hingga program keanggotaan menunjukkan upaya menciptakan hubungan jangka panjang antara pengguna dan perangkat. Konsep ini berbeda dari perangkat digital biasa yang hanya mengandalkan fungsi teknis.
Meski demikian, adopsi global masih memerlukan waktu. Perbedaan budaya, daya beli, hingga preferensi teknologi akan memengaruhi seberapa cepat kategori ini berkembang di luar Asia. Jepang dikenal memiliki pasar yang positif terhadap robot pendamping, sementara negara lain mungkin membutuhkan waktu untuk membiasakan diri dengan perangkat yang meniru hubungan emosional manusia.
Kesimpulan: Potensinya Besar, tetapi Perlu Waktu untuk Menjadi Arus Utama
Kombinasi perkembangan kecerdasan buatan dan minat pasar menunjukkan bahwa hewan peliharaan AI berpotensi menjadi kategori baru yang berkembang dalam beberapa tahun ke depan. Smart Hanhan dari Huawei dan Moflin dari Casio memperlihatkan awal dari perubahan pola konsumsi teknologi, khususnya perangkat yang menyediakan interaksi emosional.
Untuk saat ini, kategorinya masih dalam tahap dini. Namun minat pembeli dan inovasi produsennya memberi sinyal kuat bahwa perangkat pendamping berbasis AI dapat menjadi tren yang lebih luas ke depan, terutama jika harga semakin kompetitif dan fitur emosionalnya semakin matang.



















