Kejadian Menjengkelkan di Simalungun
Medan, 26 Desember 2025 – Sebuah insiden tragis terjadi di kawasan Perumahan Rorinata, Kelurahan Sondi Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) bernama Sabarman Saragih yang bertugas di RS Bhayangkara Tebingtinggi, diduga telah menembaki warga setempat pada malam hari, menyebabkan lima orang mengalami luka-luka.
Menurut informasi yang diperoleh dari pihak kepolisian, lima korban yang terluka terdiri dari Deardo Putra Mandasari (32), Risjon Pardamoan (22), Jhon Sendi Sahputra (26), Sampi Tua Sihotang (40), dan Jan Rafael (22). Semua korban langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Kronologi Insiden
Kasi Humas Polres Simalungun, AKP Verry Purba, menjelaskan bahwa insiden ini terjadi pada Rabu malam, sekitar pukul 20.00 WIB. Awalnya, ketegangan muncul akibat kesalahpahaman terkait kerusakan lampu hias jalan yang dipasang untuk perayaan Natal. Teguran dari warga untuk memperbaiki lampu tersebut sempat diselesaikan dengan baik.
Namun, situasi kembali memanas ketika pada malam itu, sekitar pukul 22.00 WIB, seorang warga bernama Sampi Tua didatangi oleh anak pelaku. Di lokasi yang minim penerangan, Sampi melihat Sabarman turun dari mobil sambil membawa senjata. Pada saat itu, Sampi berusaha mengamankan situasi namun malah disemprot cairan cabai ke mata dan dipukul oleh pelaku.
Tingkat Ketegangan Meningkat
Setelah insiden tersebut, warga yang mengetahui kejadian itu berkumpul di depan rumah pelaku. Dalam upaya untuk menetralkan keadaan, polisi dan kepala lingkungan sempat hadir untuk menenangkan massa. Namun, situasi kembali memanas ketika Sabarman melepaskan tembakan ke udara dari balik mobil.
“Meski telah diperingatkan oleh petugas untuk tidak melakukan tindakan yang berbahaya, Sabarman kemudian menembaki warga hingga mengenai empat orang, menambah ketegangan yang ada,” ungkap Verry.
Pihak kepolisian akhirnya berhasil melucuti senjata pelaku, tetapi tidak sebelum warga yang tersulut emosi mulai merusak kendaraan dan sepeda motor milik pelaku. “Emosi warga memuncak dan mereka merusak barang-barang milik pelaku sebagai bentuk protes atas tindakan kekerasan yang terjadi,” lanjut Verry.
Senjata yang Digunakan dan Barang Bukti
Pihak kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti di lokasi kejadian. Dalam penyelidikan, ditemukan satu pucuk airsoft gun, satu pucuk senapan angin beserta magazen berisi peluru, dan satu tabung gas air mata. Penggunaan senjata ini menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat.
“Walaupun bukan senjata api, airsoft gun dan senapan angin tetap dapat menyebabkan cedera serius. Ini adalah tindakan yang sangat disayangkan dari seorang ASN,” tambah Verry. Kejadian ini juga menunjukkan pentingnya regulasi dalam kepemilikan senjata.
Akibat Hukum bagi Pelaku
Atas perbuatannya, Sabarman Saragih dijerat dengan UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 terkait kepemilikan senjata tanpa izin dan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan. Penegakan hukum yang tegas diperlukan untuk memberikan efek jera bukan hanya bagi pelaku, tetapi juga bagi orang lain yang mungkin berpikir untuk melakukan tindakan serupa.
“Pihak kepolisian akan terus melakukan penyelidikan dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan dalam kasus ini,” katanya dengan tegas. Masyarakat berharap tindakan cepat dari pihak berwenang dapat menghentikan tindakan serupa di masa mendatang.
Tanggapan Masyarakat
Masyarakat setempat mengekspresikan kekhawatiran dan kemarahan atas insiden ini. “Kami tidak bisa menerima perilaku seorang ASN yang seharusnya menjadi contoh baik. Ini mencoreng citra kami sebagai warga Simalungun,” kata seorang warga yang hadir di lokasi.
Warga menuntut ada tindakan tegas dari pihak berwenang agar kasus ini tidak berlalu begitu saja. “Kami ingin melihat keadilan dan keamanan, bukan hanya kata-kata. Pelaku harus dihukum seberat-beratnya,” tambahnya.
Ketegangan di lingkungan tersebut menunjukkan betapa pentingnya pendekatan yang lebih baik dalam menyelesaikan konflik di masyarakat.
Pemulihan Korban
Sementara para korban dirawat di rumah sakit, pihak kepolisian terus memantau kondisi mereka. “Lima orang yang terluka mengalami luka tembak di berbagai bagian tubuh. Kami berkomitmen untuk memberikan yang terbaik dalam perawatan mereka,” ungkap Verry.
Luka yang dialami para korban bervariasi, dengan beberapa di antaranya memerlukan perawatan intensif untuk memastikan pemulihan total. Pihak rumah sakit juga menyatakan bahwa mereka akan memberikan dukungan psikologis bagi para korban untuk mengatasi trauma akibat kejadian ini.
Imbauan Keamanan dari Polisi
Pihak kepolisian menghimbau masyarakat untuk selalu berkomunikasi dengan baik dalam menyelesaikan konflik. “Kekerasan bukanlah solusi. Kami berharap semua pihak dapat menghormati satu sama lain dan mencari jalan damai dalam menyelesaikan setiap masalah,” jelas Verry.
“Dalam situasi serupa, penting bagi warga untuk tetap tenang, dan menghubungi pihak berwenang untuk mendapatkan bantuan,” tambahnya. Kepolisian berjanji akan lebih aktif dalam melakukan pendekatan preventif untuk menghindari insiden serupa di masa depan.
Rencana Tindak Lanjut
Dengan terjadinya insiden penembakan ini, pihak kepolisian menyusun rencana tindak lanjut untuk meningkatkan keamanan di wilayah tersebut. “Kami akan meningkatkan patroli dan pengawasan di area yang dianggap rawan,” kata Verry.
Rencana ini bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi warga serta mencegah potensi konflik yang dapat berujung pada kekerasan. Masyarakat serta pihak berwenang diharapkan bisa bekerja sama untuk menjaga keamanan dan ketertiban bersama.
Refleksi Sosial
Insiden ini menjadikan refleksi bagi masyarakat untuk mengutamakan dialog dan saling menghargai. “Kita harus belajar dari kejadian ini dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama,” kata seorang tokoh masyarakat setempat.
Masyarakat diminta untuk lebih aktif dalam menjaga keamanan lingkungan. “Masyarakat bukan hanya sebagai penonton. Kehadiran kita sangat penting dalam menjaga kesolidaritas dan mencegah tindakan yang merugikan,” tambah tokoh tersebut.
Kesadaran akan Regulasi Senjata
Penggunaan senjata dalam insiden ini juga mempertegas perlunya kesadaran akan regulasi senjata di masyarakat. “Kepemilikan senjata harus diatur dengan ketat untuk mencegah penyalahgunaan,” ucap Verry.
Polisi mengingatkan, meskipun senjata yang digunakan bukan senjata api, tetap diperlukan izin untuk kepemilikan dan pemakaiannya. Edukasi masyarakat mengenai hal ini menjadi prioritas dalam penegakan hukum yang lebih baik ke depannya.
Penutup: Menggapai Keamanan Bersama
Dengan terjadinya insiden penembakan di Simalungun ini, harapan untuk keamanan dan ketertiban masyarakat kembali dinyatakan. Semua pihak diharapkan dapat belajar dan berusaha untuk menciptakan lingkungan yang harmonis.
Penegakan hukum yang tegas diharapkan menjadi langkah awal menuju perubahan positif. Masyarakat dan pihak berwenang perlu bersinergi agar setiap tindakan kekerasan dapat dicegah dan tidak terulang kembali di masa depan.
