Fenomena yang Mengguncang Media Sosial
Sejak awal September 2025, linimasa media sosial Indonesia dipenuhi poster dan foto profil berwarna pink dan hijau. Fenomena ini terkait dengan gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat, sebuah kampanye digital yang lahir dari aksi besar pada 28–30 Agustus 2025. Gerakan ini tidak hanya menggaungkan daftar aspirasi, tetapi juga menggunakan simbol warna sebagai bahasa perlawanan dan solidaritas.
Kampanye tersebut dipopulerkan oleh influencer dan kreator konten, di antaranya Andovi da Lopez, Jerome Polin, Salsa Erwina, Fathia Izzati, dan Andhyta Utami. Kehadiran mereka mempercepat penyebaran pesan hingga menjadi viral, menandai lahirnya simbol baru gerakan sipil di Indonesia.
17+8: Rincian Aspirasi Rakyat
Nama 17+8 merujuk pada dua kelompok tuntutan, yaitu 17 poin jangka pendek yang harus segera diwujudkan dan 8 poin jangka panjang sebagai agenda reformasi hingga Agustus 2026.
17 Tuntutan Jangka Pendek
- Tarik TNI dari urusan sipil dan hentikan kriminalisasi demonstran.
- Bentuk tim investigasi independen atas kematian Affan Kurniawan, Umar Amarudin, dan korban lain.
- Bekukan kenaikan gaji serta tunjangan DPR, batalkan fasilitas pensiun seumur hidup.
- Publikasikan secara transparan semua anggaran DPR.
- Badan Kehormatan DPR wajib bekerja sama dengan KPK menyelidiki aset mencurigakan anggota.
- Partai politik menindak kader yang bertindak tidak etis.
- Partai menyatakan komitmen berpihak kepada rakyat di saat krisis.
- Anggota DPR terlibat dalam dialog publik dengan mahasiswa dan masyarakat sipil.
- Bebaskan semua demonstran yang ditahan.
- Hentikan kekerasan aparat dan jalankan prosedur standar pengendalian massa.
- Adili aparat dan komandan yang melanggar HAM.
- Kembalikan TNI ke barak, hentikan intervensi sipil.
- Disiplinkan TNI agar tidak mengambil alih tugas Polri.
- Sampaikan komitmen publik bahwa TNI tidak akan memasuki ruang sipil dalam krisis.
- Pastikan upah layak bagi guru, tenaga kesehatan, buruh, dan ojek online.
- Ambil langkah darurat mencegah PHK massal dan lindungi buruh kontrak.
- Lakukan dialog resmi dengan serikat buruh terkait upah minimum, kontrak, dan outsourcing.
8 Tuntutan Jangka Panjang
- Reformasi menyeluruh di DPR dengan audit independen dan penghapusan fasilitas istimewa.
- Reformasi partai politik, termasuk kewajiban membuka laporan keuangan publik.
- Wujudkan sistem perpajakan yang lebih adil.
- Sahkan RUU Penyitaan Aset Koruptor.
- Perkuat independensi KPK dan perketat hukuman bagi koruptor.
- Reformasi kepolisian agar profesional dan humanis.
- Pastikan TNI tetap berada di barak.
- Evaluasi kebijakan ekonomi dan ketenagakerjaan untuk kesejahteraan rakyat.
Makna Pink dan Hijau: Dari Estetika ke Identitas
Warna menjadi elemen penting dalam kampanye ini. Pink melambangkan empati dan kasih sayang, tetapi dalam konteks demo berubah menjadi simbol keberanian. Sosok ibu berhijab pink yang berdiri di garis depan aksi 28 Agustus menjadi ikon yang disebut warganet sebagai Brave Pink. Ia merepresentasikan keberanian tanpa kehilangan sisi kemanusiaan.
Sementara itu, hijau diasosiasikan dengan harapan, pertumbuhan, dan keseimbangan. Tragedi Affan Kurniawan yang mengenakan jaket hijau menjadikan warna ini simbol pengorbanan, yang kemudian populer dengan sebutan Hero Green. Ia menjadi pengingat bahwa perjuangan rakyat seringkali menelan korban, dan setiap pengorbanan harus berbuah perubahan nyata.
Kombinasi pink dan hijau menjadi bahasa visual yang mudah dipahami publik. Pink menyampaikan keberanian emosional, hijau menegaskan arah reformasi. Bersama, keduanya menjelma menjadi identitas kolektif yang kini viral di ruang digital.
Dampak Sosial dan Politik
Fenomena ini menunjukkan bahwa gerakan rakyat di era digital tidak hanya mengandalkan orasi dan aksi di jalan, tetapi juga strategi visual yang kuat. Dengan warna, pesan politik lebih cepat tersebar, lebih mudah dipahami, dan lebih menyentuh emosi publik.
Dari sisi politik, 17+8 memberi tekanan besar kepada pemerintah. Tuntutan jangka pendek bersifat mendesak, sementara tuntutan jangka panjang menekankan reformasi struktural yang selama ini sulit terealisasi. Jika aspirasi ini tidak direspons, potensi eskalasi gerakan semakin besar.
Penutup
Kampanye 17+8 Tuntutan Rakyat berhasil mengubah warna menjadi simbol perjuangan. Pink bukan sekadar kelembutan, tetapi keberanian humanis. Hijau bukan sekadar keseimbangan, tetapi harapan atas reformasi. Bersama, keduanya menegaskan suara rakyat yang menolak diam dan menuntut perubahan.
Di era digital, perjuangan tidak hanya ditulis di spanduk atau diteriakkan di jalanan, tetapi juga ditampilkan melalui simbol visual yang menyatukan jutaan orang. Pink dan hijau kini bukan sekadar warna, melainkan bahasa solidaritas yang menggema dari layar ponsel hingga ruang publik.