banner 728x250

Ancaman Deepfake dan Iklan Terselubung: Strategi Penipuan Modern

Illustrasi Penipuan Lewat Deepfake AI
banner 120x600
banner 468x60

Jakarta – Teknologi deepfake terus menjadi perhatian dunia. Baru-baru ini, sebuah video dari Malaysia menghebohkan media sosial dengan cerita penipuan yang melibatkan deepfake. Korban dilaporkan mengalami kerugian hingga RM 500.000 (sekitar Rp 1,8 miliar) setelah tertipu oleh suara dan video yang tampak seperti anggota keluarga mereka.

Dalam video tersebut, pelaku memanfaatkan teknologi deepfake untuk memalsukan suara dan wajah anak korban, meminta transfer uang dengan alasan darurat. Namun, pada akhir video, muncul pesan promosi tentang ponsel merek “H” asal China, yang diklaim mampu mendeteksi konten deepfake.

banner 325x300

Ketika Penipuan Bertemu Teknologi

Deepfake memungkinkan manipulasi video dan audio dengan kecanggihan yang sulit dibedakan oleh mata manusia. Pelaku penipuan memanfaatkan celah ini untuk memanipulasi korban dengan skenario darurat, seperti permintaan transfer uang.

Selain itu, fenomena ini juga menjadi alat promosi terselubung. Ponsel merek “H” dipromosikan sebagai solusi teknologi yang mampu mendeteksi deepfake melalui analisis kontak mata, pencahayaan, dan kejelasan gambar. Namun, ponsel pesaing merek “i” dan “S” justru diposisikan sebagai perangkat yang kurang canggih atau bahkan digunakan oleh pelaku penipuan.

Apakah Ponsel Bisa Jadi Solusi?

Meski ponsel “H” menawarkan teknologi deteksi deepfake, praktisi keamanan seperti Alfons Tanujaya mengingatkan bahwa mengandalkan satu teknologi saja tidak cukup. Deepfake juga terus berkembang, membuatnya semakin sulit untuk diidentifikasi.

“Kita tidak bisa sepenuhnya bergantung pada AI untuk mendeteksi penipuan berbasis AI,” ujar Alfons. “Yang lebih penting adalah kesadaran dan kehati-hatian pengguna teknologi.”

Tips Menghindari Penipuan Deepfake

Untuk melindungi diri dari ancaman deepfake, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  1. Amankan Kredensial Digital
    Pastikan akun email, media sosial, dan aplikasi finansial dilindungi dengan autentikasi dua faktor.
  2. Gunakan Kata Sandi Unik
    Gunakan kata sandi panjang dan berbeda untuk setiap akun, serta kelola dengan aplikasi manajer kata sandi.
  3. Pasang Aplikasi Anti-Phishing
    Aplikasi seperti True Caller dapat membantu mengenali nomor telepon mencurigakan melalui metode crowdsourcing.
  4. Gunakan Kode Rahasia Keluarga
    Buat pertanyaan atau sandi rahasia yang hanya diketahui oleh keluarga untuk memverifikasi kebenaran informasi darurat.
  5. Cek Ulang Sebelum Transfer Uang
    Selalu lakukan verifikasi dengan ketat sebelum mengirim uang ke rekening yang tidak dikenal.

Kesadaran Adalah Kunci

Teknologi AI, termasuk deepfake, bukanlah ancaman mutlak. Penggunaannya dapat positif jika dimanfaatkan dengan benar. Namun, penting untuk tetap waspada terhadap potensi penyalahgunaan.

Ancaman deepfake adalah pengingat bahwa teknologi canggih harus diimbangi dengan kehati-hatian dan edukasi pengguna. Jangan biarkan teknologi menjadi alat manipulasi yang merugikan.

banner 325x300