Mid-Autumn Festival, dalam bahasa Mandarin disebut Zhongqiu Jie (中秋节), adalah salah satu perayaan tradisional paling penting di Tiongkok dan Asia Timur. Festival ini dirayakan setiap tanggal 15 bulan ke-8 dalam kalender lunar, saat bulan tampak penuh dan terang di langit malam. Di banyak negara, festival ini dikenal juga sebagai Hari Makan Kue Bulan, karena mooncake selalu hadir sebagai simbol utama perayaan.
Perayaan ini tidak hanya sebatas menikmati makanan, melainkan juga sarat dengan filosofi kebersamaan, penghormatan kepada keluarga, dan doa untuk kehidupan yang harmonis. Sama seperti Lebaran di Indonesia yang menjadi momen berkumpul, Mid-Autumn Festival adalah saat di mana keluarga Tionghoa di seluruh dunia pulang, berkumpul, dan merayakan persatuan di bawah cahaya bulan purnama.
Bulan Purnama dan Makna Filosofis
Mengapa bulan menjadi pusat festival ini? Bulan bulat sempurna dipandang sebagai lambang kesatuan, keharmonisan, dan doa untuk keluarga. Cahaya bulan yang terang dianggap menyatukan orang-orang, bahkan yang sedang berjauhan.
Bagi masyarakat Tiongkok, menatap bulan purnama di malam Mid-Autumn menjadi ritual penting. Banyak keluarga berkumpul di halaman, menikmati teh, kue bulan, dan berbincang sambil mengucap doa agar hubungan tetap erat. Bulan purnama dipandang sebagai pengingat bahwa keluarga, seperti bulan, akan selalu kembali bulat dan utuh meski pernah terpisah.
Kenapa Kue Bulan Jadi Simbol Utama?
Kue bulan atau mooncake (月饼 / yuebing) adalah ikon Mid-Autumn Festival. Ada tiga alasan utama mengapa makanan ini begitu penting:
- Bentuk Bulat Melambangkan Persatuan
Bentuk mooncake bulat sama dengan bulan purnama. Saat kue bulan dibagi dan dimakan bersama, itu menjadi simbol berbagi doa dan keberuntungan antaranggota keluarga. - Isian yang Sarat Makna
- Pasta biji lotus → lambang kesucian dan keselarasan.
- Kuning telur asin → menyerupai bulan di tengah, melambangkan keberuntungan dan keutuhan hidup.
- Kacang merah, kacang hijau, hingga wijen → simbol rezeki dan kesejahteraan.
- Sejarah Perlawanan
Ada legenda bahwa di masa Dinasti Yuan, pesan rahasia untuk pemberontakan disembunyikan di dalam kue bulan. Dari situ mooncake juga memiliki makna historis sebagai simbol kebebasan dan perjuangan.
Tradisi Perayaan Mid-Autumn Festival
Selain makan kue bulan, ada beberapa tradisi penting lain yang masih dilakukan hingga kini:
- Menatap Bulan Purnama
Keluarga duduk bersama menikmati keindahan bulan, sekaligus merenungkan arti kebersamaan. - Menyalakan Lentera
Lentera warna-warni dinyalakan, terutama oleh anak-anak, melambangkan doa dan harapan untuk masa depan yang terang. - Berdoa untuk Keharmonisan
Banyak orang memanjatkan doa di malam festival ini, percaya bahwa bulan adalah penghubung manusia dengan langit dan alam semesta.
Mid-Autumn Festival di Era Modern
Kini, perayaan ini berkembang melintasi batas negara. Tidak hanya masyarakat Tionghoa di Asia Timur, tetapi juga komunitas diaspora di Asia Tenggara, Amerika, hingga Eropa yang merayakan festival ini. Kue bulan diproduksi dalam berbagai variasi modern, mulai dari versi klasik hingga mooncake es krim yang disukai generasi muda.
Selain itu, budaya ini juga hidup di dunia digital. Game populer asal Tiongkok seperti Honor of Kings dan Genshin Impact rutin mengadakan event khusus bertema Mid-Autumn. Dengan cara ini, festival ribuan tahun bisa dikenalkan ke jutaan pemain di seluruh dunia.
Penutup
Mid-Autumn Festival adalah perayaan budaya yang berakar dalam filosofi keluarga, kebersamaan, dan doa untuk kehidupan yang harmonis. Bulan purnama menjadi lambang kesatuan, sementara kue bulan menjadi simbol berbagi kebahagiaan. Hingga hari ini, tradisi ini tetap hidup, menegaskan bahwa meski zaman berubah, nilai kekeluargaan dan persatuan tidak pernah pudar.
Dengan memahami arti Mid-Autumn Festival, kita tidak hanya melihat kue bulan sebagai makanan musiman, tetapi sebagai warisan budaya yang mengajarkan makna kebersamaan yang universal.